**SUKSESKAN HARI PRAMUKA KE 57 TINGKAT KWARDA JAWA TENGAH DI BUPER MARTOLOYO, SUNIARSIH BOJONG 21 SEPTEMBER 2018** PERANSAKA VII KWARDA JATENG 16-21 SEPTEMBER 2018 DI BUPER SUNIARSIH** ESTAFET TUNAS KELAPA KE 34** Pramuka Perekat NKRI**8

Jumat, 02 Agustus 2013

Pengurus Kwarcab Buka Puasa Bersama



SLAWI – Memanfaatkan momentum puasa Ramadhan 1434 H, jajaran Pimpinan Kwarcab Tegal menggelar buka puasa bersama (Bukber) di Sanggar Pramuka. Kegiatan digelar bersamaan rapat koordinasi persiapan Karya Bakti Pramuka Lebaran dan Persiapan HUT Pramuka ke – 52, Kamis petang (1/8).

Ketua Kwarcab Tegal, dr H Widodo Joko Mulyono MKes MM mengatakan buka puasa bersama (bukber) sengaja dilakukan seiring dengan momentum puasa Ramadhan 1434 H. Hal ini juga sekaligus bersamaan digelarnya rapat pimpinan (rapim) kwarcab.

“Kita sengaja rapim digelar sore hari, makanya kita siapkan buka bersama (bukber),” katanya.

Rapim sendiri, kata dr Joko yakni mengagendakan persiapan kegiatan Karya Bakti Pramuka menyambut Lebaran Idul Fitri 1434 H dan persiapan HUT Pramuka ke – 52 tahun 2013.

“Untuk Karya bakti lebaran bakal melibatkan sekitar 170 pramuka dari berbagai unsur diantaranya DKC, Ubaloka dan Satuan Karya,” ujarnya.

Joko melanjutkan, untuk peringatan HUT Pramuka ke – 52 akan dilaksanakan pada bulan September 2013 yang dimeriahkan dengan pelaksanaan Jambore Cabang Pramuka Penggalang SMP/MTs yang digelar tanggal 119 – 22 September 2013.

“Karena masih dalam suasana lebaran, HUT Pramuka akan kita gelar 22 September 2013 di Buper Suniarsih, Bojong arena berlangsung Jambore Cabang,” imbuhnya.

Sementara itu, Ustad Sobri S.Ag dalam tausiyahnya menjelang berbuka puasa menjelaskan bahwa sebagian ulama membagi bulan Ramadhan menjadi tiga fase. Fase pertama yakni sepuluh hari awal sebagai fase rahmat, sepuluh di tengahnya atau 10 hari kedua sebagai fase maghfirah dan sepuluh akhirnya sebagai fase itkum minannar / pembebasan dari api neraka.

“Oleh karenanya, mari kita jadikan puasa ini sebagai tameng api neraka,” ujarnya.

Selain itu, menurut Sobri, dalam bulan ramadhan ada satu malam kemuliaan yang tidak diturunkan pada umat sebelumnya yakni malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Malam yang indah itu disebut Lailatul Qadar atau malam kemuliaan.

Bila seorang muslim mengerjakan kebaikan-kebaikan di malam itu, maka nilainya lebih baik dari mengerjakan kebaikan selama seribu bulan atau sekitar 83 – 84 tahun. 

Malam indah yang lebih baik dari seribu bulan itu adalah malam yang penuh berkah, malam yang mulia, dan memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri,” urainya. (admin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar