SLAWI
- Puluhan anak panah melesat. Mengudara dengan kecepatan tinggi. Membidik
target. Terlihat ekspresi kebahagiaan di wajah anak-anak pramuka menyaksikan
anak panahnya melesat. Mereka tampak gagah saat pertama kali memegang busur,
menarik anak panah, hingga melesatkannya.
Ketua
Panitia Kemah Ukhuwah Wigiyatno mengatakan kegiatan memanah ini merupakan satu
dari rangkatan kegiatan scout adventure, yang terdiri dari pos bacaan
shalat, hafalan, PBB, KIM, tali temali, merayap, dan trust fall.
“Lagipula panah itu olahraga sunah, yang dianjurkan oleh rasul,” ungkapnya.
Menurutnya
perkemahan ini digagas sebagai sarana kenaikan tingkat dari siaga ke
penggalang. Atau dari penggalang ramu ke penggalang rakit. Sebanyak 298 peserta
dari tiga sekolah turut memeriahkan acara ini. Mereka adalah siswa-siswi kelas
4 dan kelas 5 yang berasal dari MI
Terpadu Luqman Al Hakim, MI Terpadu Bina Amanah, dan SDIT Harapan Umat Brebes.
Instruktur
Memanah, Amirudin mengatakan olahraga memanah saat ini tengah mulai digiatkan
di beberapa kota, termasuk di Kabupaten Tegal. Bahkan sudah ada beberapa
sekolah yang menjadikan memanah sebagai kegiatan ekstra kurikuler.
Ketua
Mabisako SIT, Wiyarso, M.PdI mengatakan kegiatan Pramuka SIT tidak pernah
terjebak pada rutinitas kegiatan yang sifatnya teknik kepramukaan. Tapi
benar-benar melatih kemandirian siswa. Seluruh peserta dituntut tidak hanya
terampil mendirikan tenda, kompak PBB dan menguasai tali temali, sandi, juga semaphore,
tapi mereka juga dituntut untuk mandiri dan mengasah kemampuan life skill
seperti memasak.
“Bagaimana
bisa menguasai diri, melakukan antisipasi, dan bisa mengatur padatnya kegiatan,
tanpa mengabaikan aktivitas ibadah seperti tilawah, murajaah, dan shalat
berjamaah,” ungkapnya.
Meski sempat diguyur
hujan selama perkemahan berlangsung, tapi peserta kemah tetap melanjutkan
kegiatan. Kak Wiyarso memotivasi peserta kemah dengan menyampaikan, hujan itu
rahmat Allah. Hujan juga makhluk Allah. Jadi tak perlu panik, tidak usah cemas.
Lewat hujan kita bisa belajar tentang pentingnya evakuasi. Hujan tidak mendidik
anak menjadi manja, tapi justru mampu menempa anak memiliki mental baja.
(Admin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar