SLAWI – Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan kaum
muda Indonesia saat ini mengalami tantangan yang sangat berat. Dimana Pramuka
dianggap sebagai produk Orde Baru (Orba).
“Pramuka seakan tidak bermanfaat lagi,” Ungkap Ketua Kwartir Cabang 11.28
Tegal, H Muji Atmanto, SH MM saat memberikan Pengarahan Umum kepada peserta LPK
Cabang V di Sanggar Pramuka Bumijawa, Kamis (22/9) lalu.
“Kegiatan Pramuka telah diadopsi oleh lembaga-lembaga lain, sehingga
labelnya bukan Pramuka,” katanya.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan teknologi pada saat sekarang
Gerakan Pramuka, beranjak sudah mulai diminati kembali.
“Untuk itu, perlu adanya pembaharuan, tapi tidak meninggalkan ciri khas
Pramuka,” tegas Muji
Nasionalisme Luntur,
Kepada kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa, Muji mengingatkan, untuk
menjadi seorang pemimpin harus mempunyai keberanian, ulet, tidak takut gagal
dan tidak apatis. Karena pada dasarnya, Kepemimpinan (leadership) bisa dipelajari
oleh setiap orang.
“Setiap kita (orang-red) punya potensi untuk menjadi pemimpin,”
tandasnya.
Salah satu peserta LPK dari STAIBN Tegal, M Ali Maliki, mengatakan jiwa
nasionalisme pemuda sekarang semakin berkurang / luntur. Oleh karenanya,
dirinya berharap kegiatan Pramuka bisa menumbuhkan dan meningkatkan rasa
nasionalisme kepada bangsa dan Negara.
“Pramuka diharapkan bisa menciptakan kader bangsa yang nasionalis dan
religious,” pungkasnya (s@n/hms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar