SLAWI - Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab)
11.28 Tegal mengadakan acara studi banding ke Kwarcab 11.25 Batang, Sabtu
(19/1).
Dalam acara tersebut, rombongan Kwarcab Tegal yang dipimpin oleh Ketua
Kwarcab 11.28 Tegal, dr H Widodo Joko Mulyono MKes MMR dan diikuti jajaran Pimpinan Kwarcab dan sejumlah
andalan terkait.
Kedatangan rombongan diterima langsung oleh Ketua
Kwarcab 11.25 Batang, Drs H Suharyanto dan didampingi Anggota Mabicab, Iman
Nugroho dan beberapa Pengurus Kwarcab setempat.
“Kita serombongan ingin ngangsu kawruh
kepada Kwarcab Batang dalam hal kebijakan pengelolaan keuangan dan
penjabarannya,” kata dr Joko.
Dikatakan dr Joko, dalam hal pendanaan, selama
ini Kwarcab Tegal selalu mengandalkan bantuan dari Pemkab yakni APBD dan iuran
anggota Pramuka.
“Meski ada bantuan hibah Pemkab dan iuran
anggota, namun pelaksanaannya belum maksimal,” cetusnya.
Oleh karena itu, Joko berharap setelah studi
banding ini, maka ke depan Pramuka Kwarcab Tegal harus selangkah lebih maju dan
lebih baik dalam hal pengelolaan keuangan dan lainnya.
”Hasil study banding ini, akan kita jadikan bahan
dan pengalaman berharga untuk kita terapkan di Kwarcab Tegal,” imbuhnya
Sementara itu, Ketua Kwarcab Batang, Drs
Suharyanto menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi atas kedatangan
Pimpinan dan Pengurus Kwarcab Tegal yang berkenan mengunjungi Batang.
“Terimakasih dan Selamat datang kepada rombongan
Kwarcab Tegal. Sebenarnya apa istimewanya Batang?? Mestinya kita yang belajar
ke Tegal,” ungkapnya singkat dan merendah.
Hal senada disampaikan anggota Mabicab Batang,
Iman Noegroho yang juga mantan Ketua Kwarcab, menurutnya Kwarcab Batang
sebenarnya biasa saja dan tidak istimewa, namun yang terpenting dalam
pengelolaan keuangan yakni butuh ketelatenan dan koordinasi yang mantap dengan
instansi terkait.
“Yang terpenting adalah telaten. Sing sopo
temen bakal tinemu,” ungkapnya
Lebih lanjut Iman menjelaskan, penggalian iuran
anggota di Kwarcab Batang sudah berjalan selama 8 kali yakni sejak tahun 2005
sampai dengan sekarang.
“Ini diawali sejak 2005, dimana saat itu kondisi
Sanggar Pramuka Batang sangat tidak layak,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, sambung Iman, Pengurus
berupaya mengajukan ke Pemkab melalui Bupati untuk membantu dalam mewujudkan
Sanggar Pramuka yang representatif.
“Atas upaya tersebut, Pramuka diberi tanah seluas
+ 4000 meter2. Dan mulai saat itu (2005) sampai sekarang kita menggali
potensi iuran anggota dari Siswa SD-SMA dan PNS di Kabupaten Batang.
Alhamdulillah berjalan lancar dan mampu mewujudkan bangunan sanggar yang kita
tempati ini meski secara bertahap,” Pungkasnya. (s@n)
1 komentar:
sip atuh, tinggal pelaksanaan dan pengawasan saja.
Posting Komentar